DEFINISI MITOS, METAFORA DAN METONIMI PADA OBJEK LAGU "PAYUNG TEDUH - MARI BERCERITA"

DEFINISI MITOS, METAFORA DAN METONIMI PADA OBJEK LAGU "PAYUNG TEDUH - MARI BERCERITA"

Kajian Seni Rupa dan Desain

Nama: - Ahmad faris luthfi (202146500769)

             - Naufal akbar (202146500774)

Dalam kajian seni rupa desain, mitos, metonimi, dan metafora memiliki pengertian yang berbeda. Mitos merujuk pada narasi atau cerita tradisional yang memiliki nilai simbolis dan mitologis. Mitos dalam seni rupa desain sering digunakan sebagai sumber inspirasi untuk menciptakan karya yang menggambarkan asal-usul, simbol-simbol, dan nilai-nilai budaya tertentu. Mitos dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau menciptakan ikonografi yang kuat dalam desain. Metonimi, digunakan untuk menggambarkan atau merepresentasikan suatu objek atau konsep dengan menggunakan elemen yang berkaitan secara langsung atau asosiatif. Metonimi dalam desain membantu menciptakan identitas visual yang kuat dan mudah dikenali untuk suatu entitas atau ide. Metafora, dalam seni rupa desain melibatkan penggunaan perbandingan atau penggabungan elemen-elemen yang tidak secara harfiah terkait untuk menghasilkan makna baru atau interpretasi yang kreatif. Metafora dalam desain dapat memanfaatkan simbol, bentuk, warna, atau bahkan pengaturan ruang untuk mengkomunikasikan gagasan, emosi, atau pesan secara lebih mendalam dan berarti.


Mitos

Pada lagu Payung Teduh berjudul "Mari Bercerita" terdapat didalam lirik yang menceritakan sepasang kekasih yang sedang melakukan perbincangan layaknya sepasang kekasih, namun terkadang di tengah obrolannya mereka terdiam tanpa alasan. Lagu ini memiliki mitos percakapan mereka bukan hanya tentang hubungannya, seperti yang tertulis dalam liriknya "Sesungguhnya berbicara denganmu, segala hal yang bukan tentang kita."


METAFORA

"Sesungguhnya berbicara denganmu tentang segala hal yang bukan tentang kita Selalu bisa Membuat semua lebih bersahaja"

Pada bait ini menjelaskan tentang keseruan mereka saat melakukan suatu perbincangan. Mengobrol tentang segala hal yang tidak hanya tentang hubungan atau yang terkait antara mereka.


METOMINI

Lagu ini sangat bermakna jika di terapkan untuk satu sudut pandang, yaitu seseorang yang berharp bahwa keadaan seperti itulah yang dibutuhkan. Bukan hanya bertengkar dengan membahas masalah yang tidak berguna pada hubungannya, terkadang menjadi gila dengan cara bercanda atau dengan membahas topik obrolan yang acak untuk merefleksi diri agar tidak jenuh dalam sebuah keseriusan yang membosankan.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS 3 - LITERATURE REVIEW

LITERATURE REVIEW JURNAL FERDINAND DE SAUSSURE Mei 02, 2023 Naufal Akbar - 202146500774 Ahmad Faris Luthfi - 202146500769  1. Judul: Interpretasi Semiotika Ferdinand De Saussure dalam Hadist Liwa dan Rayah Objek: Sejarah Bendera Liwa dan Rayah Pendekatan: Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika dalam meninterpretasikan ulang simbol bendera Analisis: Bendera Liwa dan Rayah merupakan bendera yang digunakan Rasulullah SAW, namun benderanya tanpa tulisan kalimat tauhid dan tidak mempunyai ideologi khilafah Kesimpulan: Setiap parole-parole menjadi satu kesatuan sistem utuh dan kolektif. Sehingga menjadi langue yang membangun sistem dan norma-norma tertentu sesuai dengan yang diharapkan masyarakat 2. Judul: Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure pada Novel ‘Manjali dan Cakrabirawa’ Karya Ayu Utami Objek: Makna kutipan bahasa yang terkandung dalam novel ‘Manjali dan Cakrabiawa’ karya Ayu Utami Pendekatan: Metode deskriptif kualitatif yang difokuskan pada penanda (bentuk) dan pet...
Baca selengkapnya

Ahmad faris luthfi

Saya akan menjelaskan kajian tentang objek yang ada di sekitar saya, menggunakan Semiotika; Semantik, Sintaksis, dan Pragmatik. Saya memilih gitar penuang rasa, untuk saya jadikan objek ke dalam kajian ini. Saya memilih objek ini karena ini merupakan hadiah ulang tahun saya yang paling berkesan. ini adalah hadiah yang saya sangat suka, karena gitar ini saya bisa mengekspresikan emosi saya menjadi sebuah bait demi bait yang akhirnya menjadi sebuah lagu buatan saya sendiri. Gitar ini biasanya digunakan sebagai sarana untuk merefleksikan peristiwa yang telah terjadi, memproses perasaan, dan mengungkapkan pikiran dalam bentuk lirik dan nada. Gitar ini dapat dijelaskan dan dideskripsikan menggunakan empat cabang utama linguistik, yaitu semiotika, semantik, sintaksis, dan pragmatik sebagai berikut: Semiotika: Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda-tanda dan makna yang terkandung di dalamnya. Dalam konteks gitar penuang rasa, gitar penuang rasa dapat dipandang sebagai sebuah tanda. Dala...
Baca selengkapnya